Malamar pekerjaan bermodalkan ijazah SMK ndak perlu insecure. Kenapa?
Begini. Berdasarkan cerita seorang teman yang membuka lowongan dan dia HRD di sebuah perusahaan kosmetik ternama yang berlokasi di Semarang, mengatakan, belakangan dirinya heran, karena pelamar lulusan SMK terlihat lebih insecure ketimbang pelamar lulusan kuliah. Entah apa alasanya…
Padahal, perusahaan pastinya sudah mempertimbangkan dengan matang saat memutuskan kriteria-kriteria untuk posisi tertentu. Ditambah, menurut teman saya, dalam beberapa hal, mereka yang lulusan SMK tak kalah bahkan cenderung lebih unggul dengan yang baru saja lulus kuliah.
Beberapa poin-poin yang disampaikan teman saya selaku HRD, di antaranya:
1. LULUSAN SMK memliki DAYA JUANG yang LEBIH TINGGI
Bagi lulusan SMK atau SMA bersaing di lowongan pekerjaan yang ada akan menjadi pilihan yang membutuhkan effort tinggi dan setelah mendapatkannya mereka dapat dipastikan akan meningkatkan daya juang untuk mempertahankan pekerjaanya.
Sementara itu, bagi pekerja yang memiliki ijazah perguruan tinggi, seringkali merasa aman dengan ijazahnya, sehingga biasanya masih mencari-cari rumput tetangga yang lebih hijau sembari sementara waktu bekerja di perusahaan mana pun yang mau menerimanya. Sebetulnya sahih saja menganggap satu perusahaan sebagai batu loncatan, tetapi tidak semua perusahaan mempunyai anggaran dan waktu yang memadai untuk menata ulang rencana dan strategi jangka panjang pengembangan sumber daya manusia.
2. Gelas Kosong Lebih Mudah Diisi
Di beberapa posisi awal karier atau yang sering kita dengar dengan istilah entry level, salah satu hal yang dituntut oleh perusahaan adalah kemampuan untuk belajar dan beradaptasi secara cepat. Bahkan terkadang penilaian terhadap kedua hal tersebut ditempatkan sebagai prioritas. Dalam hal ini, lulusan SMK dinilai lebih memiliki keuntungan karena gelas mereka lebih kosong.
Salah satu hal yang dituntut perusahaan bagi calon karyawan adalah daya juang untuk belajar dan mudah beradaptasi. Bahkan menurutnya, penilaian terhadap dua hal tersebut ditempatkan sebagai prioritas. Karena itu, lulusan SMK dinilai lebih memiliki peluang mengingat ibarat gelas mereka belum begitu terisi.
Pesalnya, perguruan tinggi cenderung mengajarkan banyak hal teoritis yang acap kali kurang relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Kata temannya saya, hal itu akan terasa di awal karier. Teori-teori yang berjejalan membuat proses pembelajaran di tempat kerja menjadi tidak optimal. Apalagi ternyata di perusahaan dirasa tidak ideal dengan apa yang telah dipelajarinya di bangku kuliah, bisa dipastikan akan banyak keluhan dan kejenuhan meskipun dalam hati.
Sedangkan lulusan SMK, sejak awal pendidikan memang dipersiapkan untuk dunia kerja. Mulai dari segi kurikulum pendidikan sampai dengan praktikum dan praktek kerja lapangan yang sifatnya praktis. Nilai tawar lainnya yakni anak-anak SMK jauh lebih muda, sehingga prospek jenjang karir mereka lebih panjang.
Terlepas dari catatan di atas, kita juga perlu memperhatikan faktor yang juga memengaruhi kesuksesan dalam berkarir seseorang, seperti karakter tiap individu, model bisnis perusahaan, bidang pekerjaan, dan iklim bisnis di industri terkait.
Kesimpulannya, bagi teman-teman lulusan SMK, jangan minder hanya karena bukan lulusan perguruan tinggi. Kalah dalam gelar pendidikan belum tentu kalah dalam masa depan. Semangat!